Inilah bukti reruntuhan perang nuklir prasejarah, derajat radiasi masih terekam meski kejadiannya ribuan tahun SM ( Sebelum Masehi ). Batu kaca pada reruntuhan tersebut, semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini. Diduga kuat perang Bharatayudha adalah perang nuklir yang terjadi antara 30.000 – 15.000 SM.
Terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat ini dilandasi ketidakpuasan dari Kartosoewirjo terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. Waktu itu, kemerdekaan RI dibayang-bayangi kehadiran Belanda yang masih ingin berkuasa atas Indonesia. Di awal tahun 1948, terjadi pertemuan antara SM Kartosoewirjo dengan Panglima Laskar Sabilillah dan Raden Oni
Manuskrip bertajuk Serat Baratayuda tersebut dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana VII-VIII. Manuskrip Serat Baratayuda ini bercerita tentang perang saudara Pandawa dan Kurawa, karena Kasultanan Yogyakarta bersendikan Islam, maka Pandawa melambangkan prinsip keislaman (Rukun Islam), Kurawa melambangkan 100 dosa yang harus dilawan manusia.
Perang Baratayuda jaya binangun tidak sekedar menceritakan perang antara Pandawa dan Kurawa. lebih dari itu, muatan filosofinya sangatlah hebat dan luas, yaitu di antaranya penundukan hawa nafsu untuk mendapatkan kemuliaan hidup tersaji secara apik di dalamnya. Sengsara dan derita adalah buah dari hasrat atau keinginan yang sangat.
Sementara itu Rukmarata, putra Prabu Salya datang ke Kurukshetra untuk menonton jalannya perang. Meski bukan anggota pasukan perang, dan berada di luar garis peperangan, ia telah melanggar aturan perang, dengan bermaksud membunuh Resi Seta, Pimpinan Perang Pandawa. Rukmarata memanah Resi Seta namun panahnya tidak melukai sasaran.
Trah keturunan Barata berperang hanya untuk berebut tahta Hastina. Perang saudara bukan saja meninggalkan derita bagi rakyat Hastina dan Amarta, akan tetapi membinasakan garis keturunan mereka sendiri. Pergolakan terjadi justru pascaperang Baratayuda. Keturunan Kurawa yang belum bisa menerima kekalahan lari ke tengah hutan.
Karno Tanding. by Tungga Dewa - August 30, 2010. Karna Tanding (jawa Karno Tanding) adalah suatu babak pertempuran terbesar Baratayuda di Padang Kurusetra. Pertempuran dua senapati pilih tanding yaitu Arjuna dari kesatrian Madukara sebagai panglima perang Negara Amarta melawan Adipati Basukarna dari Awangga sebagai panglima perang Negara Astina